Yogyakarta – Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menunjukkan perkembangan ekonomi yang stabil, meskipun menghadapi tantangan seperti inflasi dan fluktuasi ekonomi global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, pertumbuhan ekonomi daerah ini tercatat sebesar 5,3% pada kuartal ketiga tahun ini, didukung oleh sektor pariwisata, pendidikan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Ekonomi Yogyakarta Pariwisata: Motor Penggerak Ekonomi DIY

Setelah terpukul keras oleh pandemi, sektor pariwisata di Yogyakarta mengalami kebangkitan yang signifikan. Destinasi seperti Malioboro, Candi Borobudur (yang meski berada di Jawa Tengah tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan ke DIY), dan kawasan wisata alam seperti Kaliurang dan Pantai Parangtritis kembali ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara.

Menurut Dinas Pariwisata DIY, jumlah kunjungan wisatawan meningkat lebih dari 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Event-event budaya seperti Festival Keraton Yogyakarta dan Pasar Malam Sekaten juga menjadi daya tarik tambahan yang membantu mendongkrak ekonomi lokal.

Ekonomi Yogyakarta UMKM: Tulang Punggung Perekonomian

Sektor UMKM di DIY menjadi salah satu penopang utama perekonomian daerah. Produk-produk seperti batik, kerajinan perak Kotagede, dan makanan khas seperti gudeg telah membantu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Penjualan melalui e-commerce meningkat signifikan, terutama untuk produk fesyen dan kuliner.

Sektor Pendidikan Tetap Menjadi Andalan

Sebagai kota pelajar, Yogyakarta tetap menggantungkan sebagian besar ekonominya pada sektor pendidikan. Kehadiran mahasiswa dari berbagai daerah dan luar negeri memberikan dampak ekonomi yang besar, mulai dari kebutuhan tempat tinggal hingga konsumsi sehari-hari.

Tantangan: Inflasi dan Biaya Hidup

Meskipun pertumbuhan ekonomi cukup positif, inflasi menjadi salah satu isu yang perlu diatasi. Harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan telur mengalami kenaikan yang memengaruhi daya beli masyarakat.

Pemerintah DIY terus berupaya menjaga kestabilan harga dengan mengadakan operasi pasar dan memberikan subsidi bagi kelompok masyarakat rentan. Selain itu, pemerintah juga mendorong penguatan ketahanan pangan lokal melalui urban farming dan diversifikasi komoditas.

Kesimpulan

Yogyakarta berhasil bangkit dari dampak pandemi dengan memanfaatkan kekuatan sektor pariwisata, pendidikan, dan UMKM. Namun, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah daerah perlu terus memperkuat infrastruktur, mengatasi inflasi, dan memastikan inklusivitas dalam pembangunan ekonomi.